BDKSURABAYA – Evaluasi pelatihan menjadi rangkaian proses dari pelatihan, maka kegiatan evaluasi menjadi penting dan sangat diperlukan sehingga tidak boleh diabaikan. Tujuan dari evaluasi pelatihan adalah untuk mencari komponen-komponen yang menjadi penghambat, pendukung pelaksanaan pelatihan dan mengukur keberhasilan pelatihan. Evaluasi juga sebagai kontrol apakah pelatihan yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Demikian penjelasan Heni Mardiningsih, widyaiswara Balai Diklat Keagamaan Surabaya ketika dimintai penjelasan tentang evaluasi pelatihan (22/10/2020).
‘Evaluasi pelatihan bisa dilakukan di awal, tengah dan akhir pelatihan. Di awal pelatihan, evaluasi dilakukan untuk memperbaiki persiapan pelaksanan pelatihan, di tengah untuk mengontrol pelaksanaan pelatihan apakah sesuai dengan standar yang ada. Tujuannya agar pada setiap proses pelatihan ada tindakan koreksi atau perbaikan terhadap masalah yang sedang dihadapi. Pada akhir pelatihan bertujuan untuk menilai pelaksanaan pelatihan secara keseluruhan seperti outputnya,’urainya.
Oleh karena itu, menurutnya evaluasi pelatihan terbagi atas dua, yaitu formatif dan sumatif. “Evaluasi formatif dilakukan mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pelaporan. Sedangkan sumatif bisa dilakukan ketika kegiatan sudah usai. Fungsinya untuk memperoleh informasi tentang permasalahan, kekurangan dan kelemahan yang muncul selama pelaksanaan kegiatan, sehingga dapat dicarikan solusi atas permasalahan dan kekurangan yang ada agar pelaksanaannya lebih baik di masa mendatang. Evaluasi usai atau pasca pelatihan juga bisa dipalkai untuk melihat outcome, benefit dan impactnya’” terangnya.
Dalam pandangan widyaiswara yang saat ini sedang menempuh studi S-3 di Universitas Negeri Surabaya tersebut, evaluasi pelatihan dapat dilakukan dengan terlebih dahulu . membuat format atau kuesioner evaluasi untuk proses perencanaan sampai dengan pelaporan. Pada pelaksanaan pelatihan, ada evaluasi terhadap peserta, widyaiswara , panitia, sarana dan prasarana. Untuk peserta, terdapat instrumen khusus yang digunakan untuk mengukur tingkat kompetensi pada saat mengikuti pelatihan. Pada saat pelaporan perlu dilakukan evaluasi untuk mengontrol pelaksanaan pelatihan secara keseluruhan, termasuk di dalamnya sumberdaya yang d terpakai selama pelatihan.
Secara garis besar, lanjut Heni, tahapan yang perlu dilalui dalam melakukan evaluasi pelatihan adalah membuat instrumen, pengumpulan data evaluasi seperti melakukan observasi dan bisa berlanjut dengan wawancara, meganalisis data dan membuat kesimpulan serta mencari solusi dari permasalahan utama yang dihadapi. Pada akhirnya solusi tersebut akan menjadi rekomendasi bagi pimpinan dalam menjalankan kebijakannya.
“Evaluasi pelatihan perlu dilakukan secara kontinyu agar kegiatan tersebut benar-benar mampu memperbaiki kualitas pelatihan. Untuk melaksanakan evaluasi, harus ada tim yang dibentuk dan bekerja sama dalam tugas sebagai evaluator,” jelas Heni mengakhiri kalimatnya. (AF).
Penulis :
Editor :
Sumber :