Top
    bdk_surabaya@kemenag.go.id
(031) 8280116

Musfiqon: Orang Cerdas akan Selalu Memiliki Cara yang Berbeda untuk Menyelesaikan masalah yang Sama

Senin, 19 Juli 2021
Kategori:
164 kali dibaca

BDKSURABAYA – Inovasi bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan kualitas. Maka kepala madrasah diharapkan terus berinovasi dalam memimpin satuan kerjanya dengan cara mengimplementasikan ide kreatif dengan berbagai unsur kebaruan. Ide kretaif tersebut sangat berguna, terutama untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi kepala madrasah. Dibutuhkan orang cerdas untuk memimpin madrasah agar menjadi madrasah yang hebat. Demkiian penjelasan Musfiqon, widyaiswara Balai Diklat Keagamaan Surabaya pada sesi zoom dengan peserta pelatihan jarak jauh (PJJ) Manajemen Madrasah dalam materi inovasi dalam kepemimpinan.(19/07/2021).

“orang cerdas akan selalu memiliki cara yang berbeda untuk menyelesaikan masalah yang sama,’ ujarnya.

Mengutip pendapat Daniel Goleman,  doktor lulusan Universitas Islam negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tersebut  menyampaikan bahwa  kesuksesan seseorang dipengaruhi oleh  tiga unsur keceradasan, yaitu kecerdasan intelektual (intelectual quotient=6%), kecerdasan emosional (emotional quotient=20%), dan kecerdasan spiritual (spiritual quotient=74%). Maka kesuksesan seseorang lebih banyak ditopang oleh kecerdasan spiritual, bukan kecerdasan inteletual atau kecerdasan emosional. Maka madrasah mempunyai posisi yang sangat strategis untuk membentuk pribadi-pribadi yang sukses di masa depan karena senantiasa mengasah siswanya untuk mempunyai kecerdasan spiritual.

Para sahabat Nabi Muhammad S.A.W. yang  sukses dan kaya secara materi kala itu, dalam penjelasannya,  ternyata adalah mereka yang mempunyai kecerdasan spiritual yang tinggi. Selanjutnya ia menyampaikan konsep kecerdasan dengan megutip Hadits riwayat Ibnu Majah, yang artinya: “Wahai Rasulullah, orang mukmin manakah yang paling utama? Beliau menjawab: ‘Orang yang paling baik akhlaknya”. Orang itu bertanya lagi, “Mukmin manakah yang paling cerdas?” Beliau menjawab:”Oorang yang paling banyak mengingat mati dan paling banyak persiapannya menghadapi kehidupan setelah mati. Mereka itulah orang-orang yang paling cerdas.”

Selanjutnya ia menguraikan bahwa  yang namanya inovasi itu harus mempunyai keunggulan lebih dibanding inovasi sebelumnya. Selalu ada kebaruan yang melekat dalam inovasi yang membedakannya dengan yang lain.

“Inovasi juga sebaiknya mempunyai sifat kompatibel atau kesesuaian dengan inovasi yang digantikannya. Hal ini dimaksudkan agar inovasi yang lama tidak serta merta dibuang begitu saja, selain karena faktor biaya yang tidak sedikit, namun juga inovasi yang lama menjadi bagian dari proses transisi ke inovasi baru,” jelasnya.

Saat  ini, dalam pandangannya, untuk memimpin madrasah, selain kecerdasan, dibutuhkan seseorang yang mempunyai jiwa kewirausahaan dan menerapkan nilai-nilai kewirausahaan dalam memimpin madrasah. (AF).

 

 

Penulis :

Editor :

Sumber :


Berita Terkait

Tidak ada berita terkait

ARSIP