BDKSURABAYA – Peserta pelatihan jarak jauh (PJJ) Manajemen Madrasah angkatan 2 tampak bersemangat mengikuti materi pengembangan potensi diri yang disampaikan oleh Musfiqon melalui zoom. Widyaiswara yang memperoleh gelar doktor dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya tersebut menjelaskan tentang konten yang terkait dengan pengembangan potensi diri, yang mencakup pengertian, identifikasi potensi diri, jenis potensi diri yang positif, cara menentukan dan mengembangkan potensi diri dan faktor penghambat pengembangan potensi diri. (AF).
Dalam penjelasannya, pengembangan potensi diri adalah usaha yang berkelanjutan untuk membentuk seseorang melalui proses belajar sehingga akan menjadi pribadi yang sukses memimpin diri sendiri maupun organisasinya. Sedangkan potensi diri terbagi menjadi beberapa kategori, yaitu potensi fisik, mental spiritual, sosial emosional dan potensi yang terkait dengan ketahanan dalam menghadapi tekanan (adversity quotient).
Dalam konteks kepemimpinan di madrasah, dengan materi pengembangan potensi diri tersebut diharapkan peserta mampu mengembangkan potensi dirinya sehingga akan tampil sebagai pemimpin yang berorientasi pada perubahan dan kemajuan madrasahnya. Mereka akan senantiasa berinovasi dan meningkatkan kreativitasnya sehingga mampu tampil sebagai pemimpin yang efektif dengan kinerja yang tinggi.
Menurut Musfiqon, ada cara yang dapat dilakukan untuk mengukur potensi diri seseorang, diantaranya pengenalan diri sendiri, yaitu mencari potensi diri yang disadari dan melalui umpan balik (feed back) dari orang lain untuk menilai potensi diri yang tampak di permukaan.
Dalam pandangannya, ada beberapa indikator yang menunjukkan potensi diri seseorang diantaranya daya tahan emosi, kecerdasan mental, kreativitas, sikap proaktif, kemampuan dan motivasi untuk belajar. Seseorang juga akan tergambar potensi dirinya ketika ia berkomunikasi dengan orang lain. Melalui komunikasi, akan tampak kecenderungan potensi dirinya, yang biasanya dapat dikelompokkan menjadi empat berdasarkan orientasinya, yaitu yang berorientasi pada tindakan, proses, ide ataukah pada manusia.
Mereka yang berorientasi pada tindakan akan mempunyai kecenderungan tidak sabaran, tidak bertele-tele, langsung ke sasaran, bersikap tegas, terus terang dan apa adanya. Orang yang berorientasi pada proses biasanya lebih mementingkan apakah proses dari suatu pekerjaan sudah melalui perencanaan, prosedur, metode, analisis dan tahapan-tahapan yang telah disepakati. Tipe pribadi yang berorientasi pada ide biasanya cenderung suka dengan konsep baru, gagasan baru, fokus pada hal-hal besar dengan memperhatikan isu aktual yang berkembang dan menyelesaikan masalah dengan cara-cara baru. Sedangkan mereka yang berorientasi pada manusia, ketika berkomunikasi mereka cenderung hangat, spontan, berempati, peka dan peduli dengan orang lain.
Dalam pengembangan potensi diri pun dalam penjelasannya terdapat faktor penghambat yang berasal dari internal dan eksternal. Sikap-sikap apatis, tidak mempunyai tujuan dan konsep hidup yang jelas, belum memahami dirinya sendiri dan tak mau menerima penilaian, saran, kritik serta umpan balik dari orang lain dapat dikatakan sebagai hambatan internal. Sedangkan hambatan eksternal biasanya berasal dari lingkungan keluarga, lingkungan kerja dan lingkungan sosial. Hambatan tersebut berupa tidak adanya dukungan yang positif dari lingkungan agar seseorang bisa berkembang.
Penjelasan tentang materi pengembangan diri kepala madrasah berkhir pada sesi zoom. Selajutnya , seluruh peserta beralih ke learning management system (LMS) PJJ BDK Surabaya untuk mengerjakan tugas yang telah disiapkan. (AF).
Penulis :
Editor :
Sumber :