BDKSURABAYA – Dari hasil survei kepuasan masyarakat yang diselenggarakan Balai Diklat Keagamaan Surabaya pada Januari sampai Maret 2021 menunjukkan bahwa tingkat partisipasi dalam survei untuk peserta pelatihan yang berjenis kelamin laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan. Dari 476 responden yang megisi survei, sebanyak 59,45 persen (283 responden) berjenis kelamin laki-laki , sedangkan sisanya 40,55 persen (193 responden) adalah perempuan.(03/08/2021).
Berdasarkan hasil rekapitulasi, terlihat bahwa pada setiap gelombang pelatihan, mulai dari gelombang 1 sampai dengan 4, peserta laki-laki selalu terlibat aktif dalam survei. Pada gelombang 1 pelatihan di wilayah kerja (PDWK) yang diselenggarakan 8 sampai 13 Februari 2021, terdapat 102 responden. Sebanyak 58, 82 persen (60 responden) berjenis kelamin laki-laki, sedangkan sisanya sebanyak 41,18 persen (42 reponden) adalah perempuan.
Pada gelombang 2 PDWK yang diselenggarakan pada 22 sampai 27 Februari 2021, dari 153 responden yang mengisi survei, sebanyak 57,52 persen (88 orang) adalah peserta laki-laki, dan perempuan sebanyak 42,48 persen (65 orang).
Pada gelomang 3 yang dislenggarakan pada 8 sampai 13 Maret 2021, juga menunjukkan trend yang hampir sama, di mana tingkat partisipasi peserta laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan. Dari responden sebanyak 119 orang, sebanyak 68, 07 persen (81 orang) adalah peserta laki-laki dan perempuan sebanyak 31,93 persen (38 orang).
Untuk gelombang terakhir PDWK pada triwulan 1 yang dilaksanakan pada 22 sampai 27 Maret 2021 trend partisipasi peserta laki-laki dalam survei tetap tinggi. Dari 102 responden yang mengisi survei, sebanyak 54 orang (52,94 persen) berjenis kelamin laki-laki, sedangkan 48 orang (47,06 persen) berjenis kelamin perempuan.
Tingkat partisipasi yang tinggi dalam survei tersebut disebabkan oleh komposisi peserta yang memang kurang berimbang untuk beberpa jenis pelatihan. Misalnya untuk peserta pelatihan penyuluh agama non PNS, pelatihan moderasi beragama dan nasionalisme bagi ASN dan pelatihan pembelajaran madrasah diniyah, jumlah peserta laki-laki relatif lebih tinggi dibandingkan perempuan. Sedangkan faktor lain adalah kurangnya minat peserta perempuan dalam mengisi survei karena alasan tertentu.(AF).
Penulis :
Editor :
Sumber :