BDKSURABAYA - Dilihat dari proses manajemen pelatihan, evaluasi menjadi proses terakhir, setelah tiga proses sebelumnya, yaitu perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan. Dalam praktiknya, evaluasi menjadi kegiatan yang tak terpisahkan dari setiap proses pelatihan, misalnya pada proses perencanaan, di dalamnya juga terdapat evaluasi agar perencanaan yang dibuat benar-benar sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Demikian juga dalam proses pelaksanaan, di dalamnya juga terdapat evaluasi, misalnya evaluasi yang dilakukan terhadap peserta pelatihan yang berfungsi untuk menguur kompetensi peserta, evaluasi terhadap panitia penyelenggara dan evaluasi terhadap narasumber. Maka evaluasi menjadi tahapan yang penting dilakukan karena berfungsi sebagai faktor pengendali pelaksanaan kegiatan apakah telah sesuai dengan standar yang ada dan apakah sesuai dengan harapan dari peserta pelatihan dan stakeholder.(09/10/2020)
Oleh karena itu, Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya akan menyelenggarakan Evaluasi Pasca Pelatihan (EPP). Kegiatan tersebut direncanakan akan diselenggarakan pada tiga tahap, dengan cara menyebarkan kuesioner dan wawancara dengan responden yang terdiri dari alumni pelatihan dan atasan dari alumni pelatihan di wilayah kerja Kemenag Di Provinsi Jawa Timur. Tahap pertama dimulai tanggal 14 Oktober di 11 wilayah kerja, tahap kedua dimulai pada 15 Oktober pada 4 wilayah kerja dan tahap ketiga pada tanggal 26 Oktober di 14 wilayah kerja.
Menurut Kepala BDK Surabaya, Muchammad Toha, kegiatan EPP bukanlah sebagai kegiatan yang berdiri sendiri, melainkan sebagai bagian dari rangkaian proses pelatihan. Di samping bertujuan untuk melihat peningkatan kompetensi alumni usai mengikuti pelatihan dan kontribusi serta pemberdayaan alumni di tempat tugas, EPP juga berfungsi untuk menjaring ide-ide dari alumni dan atasan alumni untuk peningkatan kualitas pelatihan.
“Dengan kegiatan EPP kita bisa melihat seberapa besar peningkatan kompetensi alumni setelah mengikuti pelatihan, apakah mereka benar-benar diberdayakan sesuai dengan kompetensinya dan apakah keberadaan alumni membawa dampak positif bagi peningkatan kinerja pada lembaga tempatnya bertugas. Kita juga membutuhkan ide, koreksi dan saran dari mereka agar pelatihan yang diselenggarakan semakin hari semakin berkualitas,’ jelas Toha.
Dari kuesioner yang telah disebarkan, digabungkan dengan hasil dari wawancara dengan responden, selanjutnya dilakukan analisis data. Hasil dari analisis data tersebut bisa dijadikan rujukan bagi BDK Surabaya dalam menyelenggarakan pelatihan di masa-masa mendatang. Harapannya pelatihan yang diselenggarakan BDK Surabaya benar-benar berkualitas di mana para alumninya bisa meningkat kompetensinya dan meningkat kinerjanya yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan kinerja lembaga. (AF).
Penulis :
Editor :
Sumber :