BDKSURABAYA – Budaya kerja menjadi salah satu faktor penting dalam meningkatkan kinerja lembaga. Budaya yang berisi nilai-nilai yang menjadi daya hidup lembaga, telah lama dipercaya mempunyai dampak posistif terhdap kinerja. Karenanya, kepala Balai Diklat Keagamaan Surabaya, Japar mencanangkan budaya 5-S, budaya kerja yang diadopsi dari manajemen Jepang. Pencanangan tersebut dilakukan ketika memberikan sambutan sekaligus menutup kegiatan rapat evaluasi pelatihan, bertempat di Hotel Aston, Sidoarjo (21/12/2021).
“Untuk meningkatkan kinerja lembaga kita perlu menerapkan budaya kerja yang bersifat implementatif yang bisa kita jalani setiap hari. Maka sudah saatnya kita menerapkan budaya 5-S, yaitu seiri, seiton, seiso, seiketsu dan shitsuke,”, urainya.
Selanjutnya, pria yang memperoleh gelar doktor dari Universitas Negeri Makassar tersebut menjelaskan bahwa seiri (ringkas) artinya ringkas atau teratur, yaitu menyingkirkan barang-barang yang tak berguna di lingkungan kerja. Barang yang ada di lingkungan kerja hanyalah barang yang benar-benar dibutuhkan sehingga tampak teratur dan tempat kerja lebih nyaman.
Budaya S yang kedua yaitu seiton (rapi), yang artinya menyimpan barang sesuai dengan tempatnya, sehingga dapat ditemukan dengan mudah saat dibutuhkan. Menurutnya, tujuan dari konsep seiso tersebut adalah mengurangi risiko kehilangan dan salah pengambilan barang. Karenanya, barang perlu dikelompokkan , pemberian tanda batas barang dan denah penempatan barang.
Budaya ketiga menurutnya yaitu seiso (resik), yaitu membersihkan area kerja agar senantiasa bersih dan teratur. Ruangan yang bersih dan teratur akan mampu meningkatkan kenyamanan kerja dan membangkitkan motivasi untuk bekerja.
S yang keempat dalam penjelasannya adalah seiketsu (rawat), yang maknanya merawat sesuatu yang telah distandarkan, sebelumnya yaitu 3S (seiri, seiton dan seiso). Semua pegawai harus patuh, disipilin dan menjaga konsistensi penerapan 3S tersebut agar tetap berjalan dengan baik. Rawat juga bermakna memelihara perlatan kerja agar berfungsi secara optimal.
Sedangkan S yang terakhir dalam uraiannya yaitu shitsuke (rajin),yang berrarti rajin untuk membiasakan penerapan 4S sebelumnya. Hal ini bertujuan agar para pegawai terbiasa dan melakukannya secara kontinyu. Shitsuke juga bermakna secara terus-menerus melakukan perbaikan dan perubahan menuju pada kondisi yang lebih baik.(AF).
Penulis :
Editor :
Sumber :