BDKSURABAYA- Pelatihan yang diselenggarakan oleh Balai Diklat Keagamaan Surabaya diharapkan dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan stakeholder (pemangku kepentingan) yaitu lembaga yang selama ini menggunakan jasa pelatihan seperti kantor Kemenag Kab. dan Kota se-Jawa Timur. Untuk itu diperlukan analisis kebutuhan pelatihan (AKP), yang berisi proses yang sistematis dalam mengidentifikasi dan menemukan kesenjangan antara kinerja standar dengan kinerja nyata yang dapat diselesaikan melalui pelatihan. (28/07/2020).
Kegiatan AKP yang dilaksanakan secara serentak tersebut dimulai dengan mengirimkan kuesioner melalui link google form kepada 34 responden pada tiap kantor Kemenag Kab. dan Kota se-Jatim pada beberapa hari sebelum validasi dan pendalaman data. Selanjutnya dilakukan validasi dan pendalaman data pada 27 s.d. 30 Juli 2020.
Pelaksanaan validasi dan pendalaman berlangsung antara 1 hingga 2 hari. Untuk wilayah dengan jarak tempuh yang relatif dekat, validasi dan pendalaman data berlangsung sehari sedangkan wilayah dengan jangkauan yang relatif jauh membutuhkan waktu 2 hari.
Terdapat 38 tim yang ditugaskan untuk validasi dan pendalaman data ke 38 unit kerja. Tim pertama ditugaskan ke ke Kantor Kemenag Kab Gresik pada 27 Juli 2020, disusul tim kedua ke Kab. Sidoarjo (28 Juli), dan Kota Surabaya (30 Juli).
Tim yang bertugas pada tanggal 27 sd. 28 Juli mencakup wilayah Kab. Bojonegoro, Kab. Jombang, Kota dan Kab. Kediri, , Kab. lamongan, Kab. Pacitan, Kota Blitar, Kab. Jember, Kota dan Kab. Malang dan Kab. Madiun.
Sedangkan tim yang bertugas pada 29 s.d 30 Juli 2020 bertugas ke Kantor Kemenag Kab. dan Kota Mojokerto, Kab. dan Kota Probolinggo, Kab. Bondowoso, Kab. Tuban, Kab. Tulungagung, Kab. Blitar, Kab. Lumajang, Kab. Banyuwangi, Kota Madiun, kab. Nganjuk, Kab. Magetan, Kab. Ngawi, Kab. Ponorogo, Kab. Sumenep, Kab. Trenggalek, Kab. Situbondo, Kota Batu, Kab. Pamekasan, Kab. dan Kota Pasuruan serta Kab. Sampang.
Dari hasil validasi dan pendalaman data tersebut kemudian dilakukan proses pengolahan dan analissi data. Setidaknya analisis tersebut akan memunculkan tiga tingkat kebutuhan pelatihan. Pertama, pada tingkat organisasi, yaitu pada bagian mana atau pada unit kerja mana yang membutuhkan pelatihan. Kedua analisis pada tingkat jabatan, yang menguraikan pada jabatan apa saja yang membutuhkan pelatihan sehingga akan diperoleh jenis-jenis pelatihan yang perlu direncanakan. Ketiga, analisis pada tingkatan individual yaitu siapa-siapa yang membutuhkan pelatihan agar pengetahuan, keterampilan dan sikap serta perilakunya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sehingga mereka mampu berkinerja dan meningkatkan kinerjanya.
Menurut Kepala Balai Diklat Keagamaan Surabaya, kegiatan AKP sangat penting dilalakukan karena akan mempengaruhi perencanaan pelatihan pada setahun mendatang. “Dengan mempertimbangkan regulasi yang ada dan kondisi dari unit kerja maupun sumber daya manusia yang ada; akan diperoleh gambaran jenis pelatihan apa yang sebenarnya diinginkan dan dibutuhkan stakeholder, jabatan apa yang sangat membutuhkan pelatihan dan siapa saja yang sangat perlu diberikan pelatihan, sehingga kita akan merencanakan pelatihan pada tahun depan berdasarkan AKP pada saat ini,” urainya. (AF).
Penulis :
Editor :
Sumber :