BDKSurabaya – ASN Kementerian Agama wajib menanamkan Lima Budaya Kerja dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Nilai budaya kerja yang telah disusun oleh Kementerian Agama bertujuan untuk mewujudkan kerja yang lebih bermakna.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Balai (Kabalai) Diklat Keagamaan Surabaya, Dr. H. Japar, M.Pd. dalam materi Sistem Pelatihan dan Pengembangan SDM Kementerian Agama. “Nilai budaya kerja mengajak kita untuk mengaktualisasikan diri melalui bakat, norma, dan prinsip selama menjalankan aktivitas kerja” katanya kepada peserta Pelatihan Reguler Matematika MI.
“Penerapan nilai budaya kerja diharapkan dalam mengubah sikap dan perilaku sumber daya manusia di suatu instansi” tambahnya.
Menjabarkan kelima budaya kerja Kementerian Agama, Kabalai menyebutkan integritas sebagai budaya kerja yang pertama. “Integritas merujuk pada keselarasan antara pikiran dan perbuatan” jelasnya pada Kamis (23/3/2023)
Seorang guru, katanya, harus bertekad dan berkemauan untuk mencerdaskan anak bangsa. Seorang guru harus bersih dari tindakan korupsi, suap, dan gratifikasi. “Dalam pengelolaan dana BOS, misalnya, harus dilakukan dengan jujur dan berintegritas” ujar Kabalai.
Melanjutkan ke nilai kedua, profesionalitas diartikan sebagai sikap bekerja secara disiplin, kompeten, dan tepat waktu dengan hasil terbaik. “Profesional itu menjalankan amanah” katanya.
“Inovasi bukan berarti harus mengemukakan ide baru, menyempurnakan hal yang telah ada dengan kreasi yang baru pun termasuk inovasi” lanjutnya.
Dua nilai budaya kerja yang terakhir yakni tanggung jawab dan keteladanan. Berinteraksi dengan peserta, pria kelahiran Maros, Makassar ini menghimbau agar ASN Kementerian Agama selalu konsekuen dengan apa yang dikerjakan sebagai bentuk tanggung jawab. “Menjadi teladan tentu sudah menjadi hal pokok bagi guru terhadap peserta didiknya. Terlebih guru MTs yang oleh publik dianggap lebih mengerti agama” tambahnya.
Menutup materinya, Kabalai mengajak peserta pelatihan untuk tetap semangat menjalankan tugas dan menjaga kesehatan selama bulan ramadhan.
Penulis : BDK Surabaya
Editor :
Sumber :