BDKSURABAYA- Diklat jarak jauh (DJJ) yang menjadi alternatif terbaik pelaksanaan diklat di masa pandemi covid-19, mulai diselenggarakan lagi oleh Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya, setelah sempat terhenti beberapa tahun. Kali ini dibuka kegiatan DJJ sebanyak 5 angkatan dengan total peserta sebanyak 307 orang yang berasal dari Kantor Kemenag Kab dan Kota serta Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri se- Jawa Timur. Diklat tersebut terdiri dari DJJ Penilaian Pembelajaran bagi Guru Madrasah Tsanawiyah (MTs) angkatan I dan II, DJJ Penyusunan RPP bagi Guru MTs angkatan I dan II serta DJJ Keprotokolan.
Kelima angkatan diklat tersebut dibuka secara virtual melalui zoom cloud meeting oleh Plt. Kepala Badan Litbang dan Diklat (Balitbangdiklat) Kementerian Agama (Kemenag) RI, Mahsusi dari Jakarta (17/06/2020).
Pada kesempatan tersebut Plt. Kepala Balitbangdiklat menyampaikan bahwa pada saat ini telah terjadi pergeseran faktor sukses. Jika era dulu faktor sukses adalah jika anak didik mempunyai IQ tinggi, mendapatkan rangking, atau mempunyai indeks prestasi tinggi, namun saat ini faktor kesuksesan sebuah generasi agar menjadi generasi emas lebih terletak pada nilai-nilai, seperti kejujuran (integritas), kedidisiplinan, kerja keras, sikap adil dan berjiwa wirausaha.
Menurutnya, sikap disiplin mempunyai hubungan erat dengan kesuksesan. “Mengapa tata disiplin ini saya angkat dalam beberapa pertemuan karena disiplin itu mempunyai korelasi signifikan dengan kesuksesan. Yuk kita tanamkan sama-sama untuk berdisiplin dalam bekerja, beribadah, menjaga kesehatan dan disiplin dalam mengikuti diklat,” ajaknya.
Di samping itu, bagi pria yang saat ini menjabat sebagai Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaaan Balitbangdiklat Kemenag RI tersebut, sikap profesional harus senantiasa ada pada setiap profesi. “Profesional itu bermakana bekerja yang baik, bekerja dengan baik dan bekerja menghasilkan yang terbaik,” jelasnya.
Dalam pandangannya sikap profesional sudah merambah di mana-mana dalam semua profesi mulai dari pembantu rumah tangga, cleaning service, guru, widyaiswara atau profesi lainya.
Ia menjelaskan, selain profesional mutu akan senantiasa menjadi tuntutan pada era sekarang karena tidak ada orang yang suka dengan abal-abal. Jika menjadi guru, kepala madrasah, atau widyaiswara diharapkan selalu berorienasi pada mutu. Bermutu menurutnya jika memnuhi standar dan harapan, jika belum terpenuhi maka bisa dikatakan tidak bermutu.
Mutu dalam uraiannya sebagai sebuah investasi sedangkan tidak bermutu akan menjadi sebuah beban. “Mutu itu investasi, ibadahnya bagus, investasi, akhlaknya bagus investasi.Jika guru tidak bermutu akan menjadi beban lembaga pendidikan,” ungkapnya.
Pada akhir sambutannya, pria yang meraih gelar doktor ilmu manajemen dari Universitas Persada Indonesia tersebut mengajak kepada seluruh peserta agar berprestasi dalam bidangnya.
“Jika bapak ibu berprestasi maka akan cinta pekerjaan Jika kita berprestasi dan mencintai pekerjaan, maka ada ihlas beramal. Sesungguhnya berprestasi itu mencintai pekerjaan sepenuh hati, terus bekerja keras dan tidak menuntut sesuatu di luar regulasi,” tegasnya.
Pembukaan DJJ yang diikuti lebih dari 330 orang tersebut dipandu langsung oleh Kepala Balai Diklat Keagamaan Surabaya, Muchammad Toha dan dihadiri oleh seluruh pejabat eselon IV, panitia penyelenggara dan widyaiswara.
Kegiatan DJJ tersebut akan diakhiri pada 9 Juli 2020 untuk DJJ keprotokolan dan 21 Juli 2020 untuk diklat lainnya (AF).
Penulis :
Editor :
Sumber :