BDKSURABAYA - Sejumlah 390 Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berasal dari 12 wilayah kerja di Kementeriaan Agama (Kemenag) Provinsi Jawa Timur mengikuti Pelatihan di wilayah Kerja (PDWK) yang diselenggarakan oleh Balai Diklat Keagamaan Surabaya. Pelatihan tersebut terdiri dari Pelatihan Penyuluh Agama Non PNS yang dilaksanakan di Kab. Magetan, Tuban dan Malang, Pelatihan Moderasi Beragama dan Nasionalisme bagi ASN yang dilaksanakan di Kab. Madiun, Situbondo, Bojonegoro dam Gresik dan Pelatihan Pembelajaran Tematik Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang digelar di Kota Probolinggo, Pacitan, Nganjuk, Jember, Kota Batu dan Magetan (22/02/2021)
Tujuan dari pelatihan tersebut adalah meningkatkan kompetensi para penyuluh agama agar mampu menjadi penerang dan pencerah bagi masyarakat; meningkatkan kompetensi kepala, tenaga pendidik dan kependidikan di madrasah dalam bidang moderasi beragama dan meningkatkan kompetensi guru MI dalam pembelajaran tematik.
Kegiatan yang didanai dari DIPA Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya tersebut dibuka secera serentak oleh Kepala Kemenag setempat dan pejabat dari BDK Surabaya. Pada kesempatan tersebut, rata-rata pejabat yang membuka mengharapkan agar peserta mengikuti pelatihan tersebut dengan penuh kedisiplinan mengingat kesempatan mengikuti pelatihan adalah kesempatan yang bagus bagi peserta untuk menambah pengetahuan. Di samping itu, sebagai ASN diharapkan terus memperbarui dan memperkaya pengetahuan, keterampilan dan sikap mental dalam bidang tugas yang ditangani.
Seperti pesan yang disampaikan oleh Taufiqurrahman, Kepala Kantor Kemenag Kab. Nganjuk yang membuka pelatihan Pembelajaran Tematik Madrasah Ibtidaiyah, bertempat di MTsN 5 Nganjuk. Menurutnya mengikuti PDWK adalah kesempatan yang berharga.
“Kesempatan kali ini jangan disia-siakan, peluang kali ini jangan diabaikan, karena belum tentu Bapak Ibu diundang lagi untuk mengikuti pelatihan dengan suasana yang nyaman seperti ini.. Perjuangkan dan seriuslah mengikuti nya sehingga tujuan Kemenag untuk peningkatan kualitas akan terwujud,” pesannya.
“Jangan kikir dengan ilmu yang sudah Bapak Ibu terima. Berikanlah ilmu yang diterima Bapak Ibu kepada kawan guru yang belum mengikuti pelatihan. Karena ada yang tak menyadari bahwa jika memberikan ilmu itu akan mendatangkan keberkahan, bukan justeru berkurang. Namun dalam mendeseminasikan ilmu yang diperoleh tersebut perlu menemahami situasi dan kondisi, terutama kondisi sosial psikologis kawan guru, apalagi terhadap guru yang lebih senior,’’ Urainya.
Menghadapi masa pandemi seperti saat ini, menurut pria yang meraih gelar doktor manajemen pendidikan dari Univeristas Islam Negeri Malang tersebut, guru madrasah harus kreatif dalam mengajar sehingga pelaksanaan pembelajaran melalui virtual kualitasnya sama dengan pembelajaran klasikal.
Prosesi pembukaan yang bertempat pada masing-masing daerah tersebut rata-rata dihadiri oleh pejabat Kemenag setempat, widyaiswara dan panitia penyelenggara dari BDK Surabaya dan panitia dari Kemenag setempat. (AF).
Penulis :
Editor :
Sumber :