BDKSURABAYA - Terdapat minimal 4 variabel yang digunakan dalam Evaluasi Pasca Pelatihan (EPP), yaitu pertama sikap, persepsi dan perasaan alumni peserta pelatihan tentang pelatihan yang diikuti; kedua pengetahuan dan keterampilan alumni peserta setelah mengikuti pelatihan; ketiga transfer pengetahuan yang dilakukan alumni peserta pelatihan kepada rekan kerja dan terakhir dampak keberadaan alumni terhadap peningkatan kinerja, baik secara individu dan secara organisasi. Dari keempat variabel tersebut selanjutnya diturunkan menjadi indikator dan kuesioner. Demikian penjelasan Kepala Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya, Muchammad Toha ketika dimintai pandangannya terkait dengan Evaluasi Pasca Pelatihan yang akan diselenggarakan BDK Surabaya beberpa hari ke depan. (12/10/2020)
“Sedikitnya ada 4 variabel dalam evaluasi pasca pelatihan. Variabel tersebut bisa dikembangkan lebih banyak lagi tergantung dari tujuan kita melakukan evaluasi. Pertama, yang diukur dalam EPP adalah sikap, persepsi dan perasaan alumni peserta pelatihan ketika mengikuti pelatihan, apakah materi dan proses pelaksanaannya sesuai dengan kebutuhan dan harapan mereka. Pengukuran ini sangat bermanfaat bagi peningkatan kualitas layanan pelatihan” terang Toha.
Dalam menjelaskan variabel kedua, ia menyampaikan bahwa perlu informasi dari atasan alumni untuk mengetahui apakah ada peningkatan pengetahuan dan keterampilan.
“Pada variabel kedua yaitu pengukuran peningkatan pengetahuan dan keterampilan alumni setelah mengikuti pelatihan, selain memperoleh informasi dari alumni peserta kita perlu melibatkan atasan langsung dari peserta tersebut, karena mereka yang paling mengetahui adanya peningkatan ataukah tidak,” lanjutnya.
Tujuan dalam mengukur variabel yang ketiga menurutnya adalah untuk melihat apakah alumni telah melakukan transfer pengetahuan dan keterampilan yang mereka peroleh dari pelatihan kepada rekan kerja di tempat tugas. Pada variabel tersebut, alumni peserta dan atasannya diberikan pernyataan/pertanyaan yang sama, agar keduanya sama-sama menilai apakah terdapat transfer pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan alumni usai mengikuti pelatihan.
Dalam menjelaskan variabel yang keempat, Kepala BDK Surabaya menegaskan pentingnya melihat peningkatan kinerja pada alumni baik secara individual maupun secara organisasional.
“Variabel yang keempat ini mengukur apakah pelatihan yang dikuti alumni peserta pelatihan benar-benar mampu meningkatkan kinerjjanya ataukah tidak. Selanjutnya apakah pelatihan yang diikuti mampu meningkatkan kinerja lembaga. Maka selain ditanyakan kepada peserta, variabel tersebut juga ditanyakan kepada atasan dari peserta. Ketika pelatihan yang diikuti alumni peserta mampu meningkatkan kinerja peserta di tempat tugas, itu yang kita harapkan. Namun jika ternyata pelatihan yang kita selenggarakan kurang mampu meningkatkan kinerja peserta, maka perlu dicari penyebabnya selanjutnya dicarikan solusi agar pelatihan di masa-masa mendatang semakin berkualitas,” urai Toha.
Untuk semakin memperdalam analissi dari EPP tersebut, ia menyampaikan bahwa perlu wawancara yang mendalam dengan responden, terutama untuk menggali saran, kritikan dan ide-ide mereka demi perbaikan kualitas pelatihan.(AF).
Penulis :
Editor :
Sumber :