BDKSURABAYA – Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya kembali membuka peltihan di wilayah kerja (PDWK). Terdapat 4 wilayah yang menjadi tempet pelaksanaan PDWK, yaitu di kantor Kemenag Kab. Kediri (Pelatihan Pembelajaran Tematik RA), Kab. Mojokerto (Pelatihan Teknologi Informasi dan Komunikasi / TIK MTs), Kab. Jombang (Pelatihan Penyuluh Agama Non PNS) dan Kab. Tuban (Pelatihan Penyuluh Agama Non PNS). Keempat pelatihan yang diikuti oleh 20 peserta pada tiap angkatan tersebut dibuka oleh Kepala Kantor kemenag setempat. (16/11/2020).
Pada sambutan pengarahannya, rata-rata pejabat yang membuka menyampaikan bahwa PDWK menjadi pelatihan yang dimiati peserta karena tempat pelaksanaannya dapat dijangkau dan setiap hari peserta bisa pulang ke rumahnya masing-masing. Meskipun saat ini banyak model pelatihan jarak jauh dengan e-learning, menurut mereka model pelatihan kasikal sampai saat ini masih dipandang efektif dan punya keunggulan dibanding pelatihan virtual dengan memanfaatkan teknologi informasi.
Hal tersebut disampaiakn pula oleh oleh Barozi, Kepala Kantor Kemenag Kab. Mojokerto. Menurutnya, pembelajaran berbasis online memang mempunyai keterbatasan dan memerlukan sarana pendukung yang memadai. Jaringan internet dengan tingkat kecepatan yang tidak merata dan budaya masyarakat seringkali menjadi kendala dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut. Saat ini masyarakat belum terbiasa dengan pembelajaran berbasis online dan terpaksa menjalaninya sehingga memebutuhkan tingkat adaptasi yang tinggi.
Dalam praktik pembelajaran online terhadap anak didik, dalam pandangannya, saat ini banyak guru hanya memberikan tugas, sehingga anak didik dibebani tugas yang menumpuk. Karenanya, ia berpesan agar setelah mengikuti pelatihan TIK, guru mampu menggunakan TIK agar pembejaran lebih efektif.
“Bapak Ibu nanti, ketika sudah memahami metode, memanfaatkan IT sebagai media, maka tidak membanjiri anak-anak dengan tugas,” tegasnya.
Ia juga berpesan agar ilmu yang diperoleh selama PDWK dapat dideseminasikan ke guru yang lain agar guru yang tidak ikut pelatihan juga meningkat kompetensinya, terutama tentang penggunaan TIK dalam proses pembejaran.
Dalam pelaksanaannya, pelatihan yang akan berlangsung selama 6 hari tersebut mentaati protokol kesehatan di era pandemi covid-19. Peserta diwajibkan sering menggunakan handsanitizer/cuci tangan, menjaga jarak aman, memakai masker dan face shield. Semua perlengkapan tersebut disediakan oleh panitia penyelenggara. (AF).
Penulis :
Editor :
Sumber :