BDKSURABAYA – Penulisan karya lmiah menjadi bagian tak terpisahkan dari kompetensi guru. Ukuran kemampuan akademik seseorang, disamping menguasai keilmuannya, ia juga harus mampu membuat karya ilmiah yang bisa dinikmati oleh orang lain. Tak terkecuali guru. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya diharapkan guru memahami teknk penulisan karya ilmiah, yang selanjutnya produknya bisa disebarluaskan melalui berbagai media, baik media cetak maupun lelektronik. Demikian uraian Kepala Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya, Japar saat memberikan materi pada Pelatihan Kerja Sama Publikasi Ilmiah bertempat di MAN 2 Jombang. (18/12/2020).
Dalam menulis karya ilmiah, baik berbentuk hasil penelitian, bahan ajar, buku, makalah, artikel ilimiah dan artikel ilmiah populer, menurutnya, guru perlu memahami metodenya, karena tiap-tiap jenis karya ilmiah tersebut tentunya berbeda. Untuk karya ilmiah berbentuk penelitian, dibedakan atas pendekatan kauntitatif dan kualitatif. Perbedaan tersebut perlu dipahami guru. Jika dalam pendekatan kuantitatif, lanjutnya, peneliti lebih menekankan pada pengujian hubungan antara dua atau lebih variabel , sehingga tujuannya adalah menguji teori. Sedangkan untuk penelitian dengan pendekatan kualitatif lebih menekankan pada kedalaman mengungkapkan sebuah fenomena dan bahkan menuyusun teori dari fenomena tersebut. Sistematika penulisan pada kedua pendekatan tersebut juga berbeda.
Demikian pula dengan sistematika penulisan antara bahan ajar, buku, makalah dan artikel, tentunya berbeda meskipun terdapat kemiiripan. Karenanya, ketika ingin membuat karya ilmiah, teknik penulisan perlu dipahami terlebih dahulu. Jika telah memahami teknik penulisan dan ingin mempublikasikan tulisan dalam sebuah jurnal ilmiah, majalah dan media lain perlu juga memperhatikan aturan penulisan. Dalam penjelasannya, aturan penulisan dan tema-tema yang biasanya diterbitkan oleh penerbit jurnal atau majalah tersebut tidaklah sama. Tiap penerbit mempunyai visi dan misi yang berbeda sehingga tema tulisannya pun juga berbeda.
Pada akhir penjelasannya, ia berharap agar guru madrasah meningkatkan kompetensi dalam penulisan karya ilmiah dalam berbagai jenis. Kompetensi tersebut selalu dibutuhkan sampai kapanpun. Dengan kompetensi tersebut, guru akan dengan mudah mampu berkiprah dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. (AF).
Penulis :
Editor :
Sumber :