BDKSURABAYA- Saat ini kita hidup di tengah perubahan. Merek-merek seperti nokia, blockbuster dan kodak pada akhirnya mati dengan sendirinya karena adanya perubahan. Perubahan tersebut terjadi karena adanya inovasi baru dan munculnya tatanan baru akibat tatanan lama sudah tidak memadai. Demikian uraian Kepala Badan Litbang dan Diklat( Balitbangdiklat) Kementerian Agama RI, Achmad Gunaryo ketika menutup kegiatan Internal capacity Building Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya di Hotel Alana, yogyakarta (04/02/2021).
Menurutnya, sebagai Aparatur Sipil Negara harus siap menghadapi perubahan sembari mnegutip pendapat Bob Proctor: “Jangan berasumsi bahwa perubahan itu buruk. Beri kesempatan perubahan untuk terungkap sebelum Anda menilai. Bersikaplah terbuka terhadap apa yang mungkin terjadi”, tegasnya.
“Saya tahu perubahan itu ta .mudah, taip fatal jika tak mau berubah. Jangan sok sempurna, tujuan kita adalah membuat kemajuan,” lanjutnya.
“Gunakan perubahan sebagai cara mempelajari hal-hal baru. Perubahan meminta Anda untuk tumbuh dan, jika Anda menerima tantangan, Anda mungkin belajar bahwa Anda mampu melakukan lebih dari yang pernah Anda pikirkan,” ungkap Kepala Balitbangdiklat.
“Gunakan perubahan sebagai peluang. Jika Anda bermitra dengan perubahan, Anda mungkin menemukan bahwa Anda dapat mengarahkan perubahan dengan cara yang menguntungkan Anda dan orang lain. Perubahan akan terjadi dan partisipasi aktif Anda di dalamnya akan membantu Anda merasa menjadi bagian darinya,” sambungnya.
Pria yang meraih gelar doktor ilmu hukum dari Universitas Dipenegoro tersebut kemudian menyampaikan bahwa penting bagi kita untuk memanusiakan manusia apapaun profesinya.
“Kita tak tahu akhir hidup kita berada di mana, siapkan diri untuk itu. Jangan menikmati posisi saat ini, jabatan hanyalah sementara. Mari kita membangun hubungan kemanusiaan jangan didaari SK namun didasari penghargaan terhadap manusia.”
“Saya diciiptakan untuk menjadi manusia bukan jadi pejabat. Mari kita mencoba untuk mengembangkan semangat baru dengan memanusiakan manusia. Apakah NIP kita menjadi bartier bag kita, maka bagi saya tidak. Persiapkan diri anda manakala negara membutuhkan. Anda tak akan berakhir di sini. Jangan berhenti sampai di sini, maju kembagkan dan tingkatkan, maka anda akan diganduli dan diperebutkan di mana-mana,” tegas Kepala Balitbangdiklat.
Pada akhir sambutannya, pria dengan masa kerja sebagai PNS lebih dari 29 tahun tersebut mengungkapkan kata-kata bikjaknya:
“The only way that we can live, is if we grow. The only way that we can grow is if we change. The only way that we can change is if we learn. The only way we can learn is if we are exposed. And the only way that we can become exposed is if we throw ourselves out into the open. Do it. Throw yourself.” (“Satu-satunya cara kita bisa hidup, adalah manakala kita tumbuh. Satu-satunya cara agar kita bisa tumbuh adalah jika kita berubah. Satu-satunya cara kita bisa berubah adalah jika kita belajar. Satu-satunya cara kita bisa belajar adalah jika kita tampak. Dan satu-satunya cara agar kita dapat tampak adalah jika kita menghamburkan diri kita ke tempat terbuka. Lakukan. Lemparkan dirimu.”)
Prosesi penutupan kegiatan yang melibatkan seluruh pegawai BDK Surabaya dan ditandai dengan pemukulan gong oleh Kepala Balitbangdiklat tersebut dihadiri oleh Kepala BDK Surabaya, Japar dan dipandu pembawa acara dari Oase Indonesia. (AF).
Penulis :
Editor :
Sumber :