BDKSURABAYA - Menangani pelatihan jarak jauh (PJJ) memberikan kesan tersendiri bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Balai Diklat Keagamaan Surabaya. Selain dituntut untuk belajar cepat dengan aplikasi pada portal PJJ, pelatihan tersebut memberinya pengalaman baru tentang bagaimana memberikan pelayanan terbaik dan semakin memahami makna pelayanan kepada peserta pelatihan. Bagi mereka, memberikan pelayanan terbaik kepada peserta pelatihan, bukanlah sekedar menggugurkan kewajiban, namun cenderung bermakna totalitas pelayanan dengan mngedepankan kepuasan peserta pelatihan disertai dengan ketulusan hati. Demikian pernyataan CPNS BDK Surabaya yang saat ini sudah dilibatkan untuk menangani penyelenggaraan PJJ (08/07/2021)
Menurut Wikaning, CPNS yang ditugaskan sebagai analis data dan informasi, beberapa hari sebelum pembukaan pelatihan ia sudah terlibat dalam pelayanan terhadap calon peserta pelatihan. Banyak calon peserta pelatihan yang sudah mengirimkan pesan lewat WA, menanyakan teknis pelaksanaan, jadwal pelatihan, perlengkapan yang harus disediakan peserta dan cara menggunakan menu-menu yang ada di portal PJJ BDK Surabaya.
“Bagi saya itu pengalaman berharga Pak karena sudah dipercaya menjadi panitia penyelenggara meskipun masih berstatus sebagai CPNS. Saya jadi lebih memahami makna pelayanan dan menerapkan sikap terbaik saat memberikan pelayanan, seperti ramah, cepat tanggap dan peduli dengan pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan calon peserta pelatihan,’ ujarnya.
“Meskipun kadang-kadang peserta menanyakan hal-hal yang seharusnya sudah mereka pahami, namun saya layani dengan baik, karena saya sadar bahwa kemampuan peserta begitu beragam terutama dalam mengoperasikan aplikasi PJJ yang menurut mereka sesuatu yang baru. Kita pun tidak bisa memaksa mereka untuk cepat memahaminya seperti keinginan kita. Hal itu menjadi pelajaran bagi saya bagaimana harus membantu mereka agar lancar dan siap mengikuti PJJ mulai pembukaan sampai penutupan,’ lanjutnya.
Pernyataan yang tak jauh beda datang dari Rara, CPNS yang dituskan sebagai analis tata laksana. Baginya banyak sesuatu yang baru ketika ditugasi menjadi panitia PJJ, terutama terkait dengan pelayanan kepada peserta. Ia semakin menyadari bahwa pelayanan terbaik terhadap peserta pelatihan menjadi hal yang harus menjadi perhatian, karena tugas Aparatur Sipil Negara adalah sebagai pelayan publik.
“Bagi saya menjadi panitia PJJ penuh dengan tantangan, yaitu kita dituntut untuk memahami aplikasi PJJ terlebih dahulu sebelum menjelaskan kepada peserta pelatihan. Di samping itu kita perlu selalu siap dalam melayani peserta, karena tugas kita adalah sebagai pelayan publik. Untuk PJJ, kita diharapkan mempunyai kerelaan untuk meluangkan waktu meski sampai malam hari, karena kadang-kadang peserta menanyakan sesuatu di luar jam kerja. Keramahan, keihlasan dan kesabaran sepertinya itu menjadi kesuksesan dalam pelayanan,” jelasnya.
Tanggapan yang serupa juga datang dari Zaidan. CPNS yang ditugaskan sebagi penyusun laporan keuangan tersebut semakin memahami makna pelayanan ketika menjadi panitia PJJ.
“PJJ membuat saya memahami pentingnya pelayanan terhadap peserta karena kesuksesan peserta merupakan kesuksesan panitia. Peserta pelatihan yang bertanya, berarti mereka butuh bantuan dan tentunya panitia harus siap membantu sepenuh hati,” ujarnya.
Vita, CPNS yang ditugaskan sebagai analis laporan realisasi anggaran memberikan pendapat yang nyaris sama. Menjadi panitia PJJ dapat menempa dirinya menjadi sosok pelayan masyarakat. Menurutnya pelayanan kepada peserta pelatihan idealnya dilakukan secara total dengan mengedepankan sikap membantu.
“PJJ tampaknya membentuk saya bagaimana menjadi pelayan masyarakat, karena di dalamnya kita belajar untuk menghilangkan ego kita untuk kepentingan peserta pelatihan. Meskipun dalam kondisi lelah pun kita dituntut untuk melayani peserta secara virtual, terutama lewat grup WA yang menjadi komunikasi antara peserta dengan panitia. Bahkan tidak jarang peserta menanyakan hal yang terkait dengan pelatihan melalui chat pribadi. Kalau menurut saya, kuncinya adalah pelayanan tottal, namun sebatas yang terait dengan pembelajaran,” urainya. (AF).
Penulis :
Editor :
Sumber :