BDKSURABAYA – Menurut hasil survei kepuasan masyarakat terhadap layanan Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya pada triwulan I (Januari samoai Maret 2021) menunjukkan bahwa peserta pelatihan menilai jenis produk pelatihan dari BDK Surabaya sangat memenuhi harapan masyarakat. Hal tersebut diukur dari perolehan nilai indeks untuk kategori “produk spesifikasi jenis pelayanan”, sebesar 3,52 pada skala 4 atau 87,96 pada skala 10, atau paling tinggi dibanding 8 unsur lainnya.(04/08/2021).
Sesuai dengan dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik, terdapat 9 unsur untuk mengukur tingkat kepuasan masyarakat, yaitu 1) persyaratan; 2) sistem, mekanisme, dan prosedur; 3) waktu penyelesaian; 4) biaya/ tarif; 5) produk spesifikasi jenis pelayanan; 6) kompetensi pelaksana; 7) perilaku pelaksana; 8) penanganan pengaduan, saran, dan masukan; 9) sarana dan prasarana.
Survei yang melibatkan 476 responden tersebut menghasilkan indeks kepuasan masyarakat untuk 9 unsur. Perolehan nilai indeks untuk masing-masing unsur tersebut adalah sebagai berikut: unsur pertama, yaitu persyaratan, memperoleh nilai indeks sebesar 3,36. Unsur kedua, sistem , mekanisme dan prosedur mendapatkan indeks sebesar 3,34. Ketiga, waktu penyelesaian mendapat nilai indeks 3,27; keempat, biaya/tarif memperoleh nilai 3,44. Kelima, produk spesifikasi layanan mendapatkan indeks sebesar 3,52. Keenam, kompetensi pelaksana sebesar 3,45. Ketujuh, perilaku pelaksana, sebesar 3,46. Kedelapan, penanganan pengaduan, saran dan masukan sebesar 3,23. Kesembilan, sarana dan prasarana mendapatkan indeks sebesar 3,45.
Perolehan indeks tertinggi pada unsur kelima tersebut menagndung makna bahwa produk pelatihan dari BDK Surabaya sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dalam hal ini peserta pelatihan. Tingginya perolehan nilai tersebut didorong oleh komitmen pemimpin, pengelola, pelaksana dan widyaiswara dalam menyuguhkan produk yang berkualitas bagi peserta pelatihan.
Menurut Kepala BDK Surabaya, Japar, hal tersebut tak bisa lepas dari proses perencanaan pelatihan. Pada proses perencanaan, BDK Surabaya, senantiasa melakukan analissi kebutuhan pelatihan, baik melalui rapat koordinasi pelatihan maupun survei ke daerah untuk menggali kebutuhan pelatihan. Karenanya, jenis pelatihan yang diselenggarakan benar-benar menjadi kebutuhan, keinginan dan harapan masyarakat. (AF/W).
Penulis :
Editor :
Sumber :