BDKSURABAYA – Peserta Diklat Jarak Jauh (DJJ) Rencana Pelakasanaan Pembelajaran memberikan respon positif atas semua materi yang disajikan pada aplikasi e-learning. Mereka terlibat aktif dalam setiap proses pembelajaran dan memanfaatkan secara optimal beragam media yang disediakan dalam menu Learning Management System (LMS) DJJ, seperti chat, link video, zoom cloud meeting dan forum diskusi. Keterlibatan secara total tersebut didasari oleh keinginan peserta untuk memperdalam materi pada diklat tersebut.(26/06/2020).
Media forum diskusi misalnya, telah dimanfaatkan peserta. Mereka secara simultan memberikan pandangan-pandangan dan pendapatnya mengenai Analissis Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Seperti pandangan dari Hasan Sayfullah, peserta dari kantor Kemenag Kab. Bondowoso.
“Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar merupakan kurikulum hasil refleksi, pemikiran dan pengkajian dari kurikulum yang telah berlaku sebelumnya. Kurikilum baru ini diharapkan dapat membantu mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan di masa depan. Standar kompetensi dan kompetensi dasar diarahkan untuk memberikan keterampilan dan keahlian bertahan hidup dalam kondisi yang penuh dengan berbagai perubahan, persaingan, ketidakpastian dan kerumitan dalam kehidupan. Kurikulum ini diciptakan untuk menghasilkan output yang kompeten, cerdas dalam membangun integritas sosial, bertanggung jawab, serta mewujudkan karakter cerminan bangsa dalam pergaulan dunia,” jelasnya.
Pernyataan senada disampaikan oleh Tri Siwi Nursiamah, peserta dari kantor Kemenag Kota Blitar. “KI merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas. Artinya ia merupakan operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki peserta didik pada setiap tingkat kelas atau program yang menjadi dasar pengembangan KD. KI mencakup sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan,dan keterampilan. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills. Yang menjadi permasalahan di sekolah saya mungkin juga di sekolah lain adalah sulitnya mengukur ketercapaian KI saat ini. Dimana pembelajaran melalui daring yang berlangsung hampir satu semester tanpa tatap muka. Barangkali ada dari bapak ibu yang bisa memberikan solusi,” urainya.
Peserta dari kantor Kemenag Kab. Bojonegoro, Yuni Ratnasari, memberikan pernyataan yang hampir sama pada forum diskusi tersebut. “KI merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu. sedangkan KD merupakan sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran. KI dan KD sudah diatur dalam PERMEN No 6 (mapel IPA). Tugas kita adalah memetakan KI dan KD. Untuk di wiliyah kami pemetaan KI dan KD kami lakukan pada saat MGMP se kabupaten dan satu sekolah. Pemetaan tersebut kami kembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, budaya serta ciri dari suatu mapel,’ ungkapnya.
Amsul Arifin, peserta dari kantor Kemenag Kab. Pamekasan pun ikut menuturkan, “Keterkaitan SKL, KI, dan KD dalam Kurikulum 2013 Standar Kompetensi Lulusan merupakan muara utama pencapaian yang dituju dari semua mata pelajaran pada jenjang pendidikan tertentu. Sedangkan Kompetensi Inti adalah pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam rumusan Kompetensi Dasar,” urainya pada forum tersebut.
Keterlibatan aktif peserta pada forum diskusi tersebut menunjukkan bahwa DJJ yang dislenggarakan BDK Surabaya mampu memecut motivasi peserta untuk belajar dan meningkatkan kopetensi diri. (AF).
Penulis :
Editor :
Sumber :